Aku berpikir, kemudian aku bersuara.
Aku meng aktual kan isi akal.
Banyak yang protes, tak setuju atau malah ada yag menghargai.
Mungkin mereka yang berpikir harus siap dengan kesendirian.
Mungkin dianggap melanggar norma, nilai atau etika budaya.
Tapi melanggar norma dan nilai siapa.
Soal ini hanyalah mengenai tafsir.
Mungkin yang berpikir, harus siap dibantah.
Mungkin dengan bantahan yang menyakitkan.
Atau di dor saja, supaya diam abadi.
Tertidur nyenyak tak ngorok.
Kritik mungkin diucapkan pemikir,
Dan kemudian diikuti dengan sejumlah massa.
Massa yang kemudian berhasrat untuk berubah.
Revolusi, reformasi apalah bahasanya.
Namun yang berpikirlah
Yang membuat variasi.
Tak kaku dalam realita yang bergerak.
Tak beku dalam tubuh yang kebodohan.
Leave a Reply