Oek, oek, oek. Seorang anak baru lahir ke fana. Bapaknya bayar biaya rumah sakit.
Biaya rumah sakitpun ada pajaknya. Hebatkan, anak lahirpun harus bayar pajak, dia sumbang itu pajak ke Negara yang katanya untuk dia juga.
Lahir ternyata tak Cuma-Cuma, bayar. Pajak dikutip, pajak dikumpulkan ke Negara.
Namun apa yang diberikan kepada manusia itu, pedidikannya belum jelas, kesejahteraannya belum terjamin, belum pun hidup bayi itu kedepan. Popok ada pajaknya, rumah ada pajaknya, beli ini dan apa saja ada pajaknya.
Terberi apa rakyat, penguasa hanya sibuk kampanye, mengemis suara rakyat pada pemilu, lalu udah jadi, lupa rakyat, hanya ingat gaji, uang dan kekuasaan. Rakyat demo seperti dianggap suara kecil tak usah dipeningkan. Manusia yang mengemis terlihat dan mereka iba, sesudah itu mereka tak ingat ketika lapar dan dirumah makanan sudah gugah sisi manusiawi lapar.
Birokrasi masih sombong, persulit terus, kutip banyak terus, minta dihormati secara langsung atau harap sadar sajalah. Jajan kau dari duit kaminya, ingatlah pak. Duit makan anda harta alam wilayah kami wahai anda.
Dalam ilmu psikologi, ada teori lupa dan ingat; mungkin mereka ingat uang, tak ingat pajak.
Leave a Reply